Apa itu Saham Gorengan? Pahami Pengertian dari Ciri-Cirinya
Fluktuasi harga saham (sumber foto: tangkapan layar) |
Saham yang diperjualbelikan di pasar modal saham efek, memiliki beberapa jenis dan kategori.
Pembagiannya didasarkan atas kualitas emiten dan nilai kapitalisasi pasar.
Dari pembagian jenis saham tersebut ada satu istilah saham gorengan.
Bagaimanakah itu? Mari kita simak ulasannya:
Pengertian saham gorengan, Anda semua tahu cemilan yang bernama gorengan, baik berupa tempe, tahu, pisang dan lainnya.
Akan terasa nikmat jika digoreng lebih garing atau crispy yang memberi efek renyah dan kriuk ketika dikunyah.
Pun, disebut saham gorengan karena saham ini volatilitas harganya naik tinggi.
Karena adanya rekayasa yang dilakukan oleh pelaku pasar (bandar) dengan tujuan tertentu.
Saham gorengan adalah saham yang tidak memiliki fundamental bagus, harganya dapat direkayasa oleh pihak tertentu.
Karena memiliki kapitalisasi pasar yang kecil sehingga pergerakan harganya sangat fluktuatif.
Inilah ciri-cirinya saham gorengan, kinerja keuangan tidak sejalan dengan kenaikan harga saham.
Neraca keuangan emiten tersebut bisa kita lihat dari laporan keuangan yang sudah diaudit oleh kantor akuntan publik.
Sehingga, kita bisa jadikan sebagai pedoman dalam menilai volatilitas sebuah saham.
Akan aneh rasanya jika kinerja keuangan biasa-biasa saja cenderung rendah.
Namun harga sahamnya bergerak naik melebihi saham sekelasnya.
Dengan demikian saham ini sulit dianalisis jika menggunakan analisa fundamental.
Sedangkan analisa ini memberikan panduan yang tepat untuk memilih saham.
Agar Anda bisa mengerti dan paham tentang saham gorengan perhatikan hal-hal berikut:
Volume dan transaksi harian terlihat tidak wajar, memperlihatkan kondisi sedikit di luar kewajaran.
Jika ada saham yang merupakan saham lapis tiga dengan kapitalisasi kecil yaitu di bawah Rp500 miliar.
Namun memiliki volume dan transaksi harian yang tinggi dibandingkan dengan saham sejenis.
Bahkan volumenya bisa saja melebihi volume transaksi saham harian yang berkategori saham utama yaitu saham blue chip.
Kapitalisasi pasar adalah ukuran sebuah perusahaan dengan mengalikan jumlah saham yang beredarnya dengan harga pasar.
Sehingga volume dan transaksi harian yang cenderung tinggi tidak seimbang dengan jumlah saham beredarnya yang sedikit.
Saham dengan kapitalisasi kecil inilah yang mudah dimainkan oleh bandar pasar saham.
Dengan cara menggorengnya berkali-kali agar harganya terus naik.
Selanjutnya bid and offer yang tidak wajar, bid merupakan antrian beli saham di harga rendah.
Sedangkan offer kebalikannya, yaitu antrian jual di harga tinggi.
Untuk saham gorengan yang ditransaksikan dalam jumlah banyak.
Namun anehnya, selisih harga pada antrian beli saham atau penawaran dan penjualan sangat tipis.
Dengan kata lain, antrian di harga bid and offer tidak merata.
Bahkan ada yang hanya 1 lot di satu harga sehingga memudahkan bandar untuk menaikkan harga.
Berikutnya, kegiatan pasar tidak biasa dan emiten saham yang terdaftar sebagai UMA.
Sebagai operator bursa saham, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pengawasan terhadap saham-saham jenis ini.
Biasanya hal ini terwujud dalam peringatan bahwa saham memiliki aktivitas pasar yang tidak wajar.
Serta BEI memasukan dalam daftar UMA (Unusual Market Activity).
Namun, tidak semua UMA adalah saham gorengan.
Saham gorengan ini biasanya mengalami peningkatan ekstrem selama lebih dari 1 hari.
Kenaikan ini dibandingkan dengan auto reject atas (ARA) dari saham tersebut, yaitu sebesar 25% - 35% tergantung dari harga sahamnya.
Kenaikan yang ditoleransi yaitu 20% untuk saham dengan harga di atas Rp5.000/ lembar.
Untuk harga saham di atas Rp200 - Rp5.000/ lembar 25%.
Sedangkan untuk harga Rp50 - Rp200/ lembar 35% dari nilai saham per harinya.
Dengan peringatan dari bursa efek, Anda mendapatkan semacam alarm.
Untuk menghindari saham dengan kenaikan harga yang tidak wajar.
Karena diduga, saham ini sedang dimainkan oleh bandar saham untuk dinaikan harganya agar menarik investor membeli saham ini.
Kemudian bandar akan menjual sahamnya dan mendapatkan keuntungan.
Sebelum harga kembali turun sesuai dengan kondisi sebenarnya harga saham tersebut.
Serta perhatikan kinerja keuangan tidak sejalan dengan kenaikan harga saham, bisa kita lihat dari kinerja keuangan emiten.
Mempergunakan laporan keuangan yang sudah diaudit oleh kantor akuntan publik.
Sehingga bisa kita jadikan sebagai pedoman dalam menilai volatilitas sebuah saham.
Akan aneh rasanya jika kinerja keuangan biasa-biasa saja cenderung rendah.
Namun, harga sahamnya bergerak naik melebihi saham sekelasnya.
Dengan demikian saham ini sulit dianalisis jika menggunakan analisa fundamental.
Analisa ini memberikan panduan yang tepat untuk memilih saham.
Ada beberapa tips bertransaksi saham gorengan, jika Anda terlanjur membeli saham jenis ini.
Berikut tips yang bisa Anda lakukan untuk menghindari kerugian besar:
Jangan ditahan terlalu lama, mungkin saja Anda baru tahu bahwa saham yang Anda miliki masuk dalam kategori saham gorengan.
Atau Anda sengaja membeli saham jenis ini untuk mengetahui pola pergerakan harganya.
Apapun alasanmu, apabila memiliki saham gorengan sebaiknya segera menjual ketika sudah mendapatkan keuntungan.
Potong rugi, jika saham mulai bergerak turun karena kondisi pasar, tetapkan strategi cut loss .
Sebagai batasan turunnya harga saham yang harus dijual.
Misal, Anda menerapkan strategi -10%, maka ketika saham tersebut harganya turun sebanyak 10%, segera lakukan aksi jual untuk memotong kerugianmu.
Abaikan impian bahwa saham ini berpotensi naik, karena dengan melihat kinerja keuangannya.
Kemungkinan besar, emiten ini justru akan segera mengalami delisting.
Mengapa saham gorengan harus dihindari?
Tidak cair, saham gorengan adalah saham berkapitalisasi rendah dan berada di lapis ketiga.
Artinya saham ini umumnya sulit untuk diperjualbelikan karena kondisi fundamentalnya yang kurang baik, terutama apabila sudah tidak digoreng lagi.
Emiten bermasalah, tentunya karena emiten memiliki kredibilitas yang buruk.
Baik berupa kinerja keuangan maupun kerentanan pemilik perusahaan.
Jika perusahaan dipailitkan karena masalah keuangannya, maka seluruh investor akan kehilangan investasinya.
Bukan saham unggulan, karena saham unggulan dikenal dengan nama saham blue chip.
Saham yang menjadi penggerak IHSG karena kapitalisasinya yang besar.
Langkah terbaik untuk seorang trader pemula, lebih baik hindari membeli saham gorengan ini.
Mungkin profitnya kecil namun investasi Anda memilikinya bisa bertumbuh.