Transformasi Digital RI: Peran Cloud & AI dalam Perkuat Ekosistem Ekonomi
![]() |
Inovasi Cloud, AI dan Keamanan Data |
Kecanggihan Inovasi Cloud & AI Perkuat Ekosistem Digital RI
Revolusi digital di Indonesia terus berjalan kencang.
Dari transaksi online hingga layanan publik berbasis data, aktivitas masyarakat kini makin didominasi teknologi.
Dalam konteks ini, cloud computing dan artificial intelligence (AI) menjadi pilar penting yang mendorong ekosistem digital Indonesia makin kuat dan berdaya saing.
Lintasarta, sebagai salah satu penyedia solusi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang melayani komunikasi data, internet, layanan data center, cloud computing, dan keamanan siber, menaruh optimisme tinggi pada pertumbuhan transformasi digital di Tanah Air.
Chief of Cloud Officer Lintasarta, Gidion Suranta Barus, menyebut bahwa adopsi TIK oleh sektor industri, bisnis, dan masyarakat sudah nyata, terutama lewat peningkatan transaksi dan aktivitas digital lainnya.
Untuk mendukung momentum ini, Lintasarta fokus pada inovasi cloud, AI, serta keamanan data.
Di bawah ini, ulasan prospek, strategi yang sudah dijalankan, serta tantangan yang perlu diatasi agar Indonesia bisa memanfaatkan potensi besar dari cloud dan AI secara optimal.
Strategi dan Inovasi oleh Lintasarta
Beberapa langkah konkret yang sudah maupun sedang dijalankan oleh Lintasarta:
-
Cloud GPU Marketplace
Lintasarta meluncurkan Cloud GPU Marketplace, sebuah platform yang memungkinkan pengguna untuk mengakses GPU (Graphics Processing Unit) cloud secara fleksibel—self-service, pay-as-you-go, fractional virtual GPU. Ini penting terutama untuk kebutuhan beban kerja AI/ML (machine learning) yang memerlukan kemampuan komputasi tinggi. -
GPU Merdeka & Sovereign AI Cloud
Lintasarta mengembangkan infrastruktur AI yang mandiri melalui GPU Merdeka, sebagai bagian dari upaya memiliki fasilitas AI cloud yang bisa mendukung kebutuhan lokal tanpa terlalu bergantung sepenuhnya dari vendor luar negeri. -
Program Semesta AI & Laskar AI
Untuk mendorong adopsi AI yang lebih luas, Lintasarta membangun program-program seperti Laskar AI dan Semesta AI. Program ini tidak hanya menyediakan teknologi, tapi juga mendampingi dalam penciptaan use case AI yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat. -
Kolaborasi dengan R&D / Akademisi
Lintasarta menjalin kerja sama dengan institusi penelitian seperti Artificial Intelligence R&D Center (AIRDC) di BINUS University, mengeksplorasi penggunaan layanan GPU cloud untuk riset dan pengembangan, termasuk di bidang-bidang seperti data science, bioinformatika, dsb. -
Ketahanan keamanan & data sovereignty
Dalam berbagai inovasi seperti Cloud GPU Marketplace, Lintasarta menekankan pentingnya data sovereignty — yaitu memastikan data pelanggan tetap di bawah kendali lokal sesuai regulasi. Keamanan data juga menjadi aspek utama.
Prospek Pertumbuhan
Berdasarkan data dan tren terkini, berikut peluang besar yang bisa dimanfaatkan:
-
Pertumbuhan Adopsi AI dan Cloud
Jumlah bisnis yang mulai memakai AI di Indonesia sangat tinggi dan terus meningkat. Misalnya, dalam laporan Unlocking Indonesia’s AI Potential 2025 (AWS & Strand Partners), sejumlah 5,9 juta bisnis mulai mengadopsi AI sepanjang 2024, setara lebih dari 10 bisnis baru per menit. Presentase bisnis yang memakai AI diperkirakan mencapai sekitar 28% dari seluruh perusahaan di Indonesia. -
Dampak Positif terhadap Pendapatan & Produktivitas
Bisnis yang mengadopsi AI melaporkan adanya kenaikan pendapatan rata-rata 16% dan produktivitas meningkat signifikan. Selain itu, pemanfaatan AI dan cloud juga membantu efisiensi biaya. -
Kesiapan Strategi AI
Menurut survei Cisco AI Readiness Index 2024, 48% perusahaan di Indonesia masuk kategori pacesetter — mereka yang telah memiliki strategi AI yang relatif matang dan siap untuk diimplementasikan dalam skala besar. Angka ini lebih tinggi dibanding AS dan China di survei tersebut. -
Tuntutan Infrastruktur Data Center dan Kebijakan
Untuk mendukung komputasi awan dan AI, infrastruktur data center sangat krusial. Pemerintah dan penyedia layanan seperti Lintasarta mencermati kebutuhan akan insentif, lokasi pusat data yang tersebar, serta regulasi yang mendukung agar investasi menjadi lebih menarik.
Tantangan yang Harus Diatasi
Meskipun prospeknya besar, ada beberapa tantangan kunci yang harus diperhatikan:
-
Kesenjangan Adopsi & Digital Divide
Tidak semua bisnis dan masyarakat mendapatkan manfaat secara merata. Ada perbedaan menurut wilayah, skala usaha, akses teknologi, dan tingkat kemampuan (skill). Contohnya, survei menunjukkan bahwa penggunaan AI masih terkonsentrasi pada penggunaan tugas-sederhana dan kepada entitas tertentu. -
Biaya & Investasi Infrastruktur
Kebutuhan untuk membangun data center, membeli GPU, mengembangkan jaringan yang stabil dan cepat, serta penyimpanan data yang aman memerlukan investasi cukup besar. Perusahaan kecil dan menengah mungkin kesulitan untuk membiayai semua itu sendiri. -
Regulasi & Kepatuhan Data
Dengan UU Perlindungan Data Pribadi (PDP) dan regulasi terkait keamanan siber, perusahaan harus memenuhi standar regulasi yang semakin ketat. Kepatuhan regulasi dan tata kelola data menjadi aspek yang tidak bisa diabaikan. -
Keamanan Siber & Kepercayaan Publik
Risiko kebocoran data, serangan siber, penggunaan AI secara tidak sah (shadow AI), hingga masalah keamanan pada pipeline AI adalah tantangan nyata. Laporan SUSE “Securing the Cloud” Asia Pasifik menyebut bahwa banyak pengambil keputusan TI di Indonesia sangat khawatir terhadap privasi, keamanan data, dan insiden keamanan cloud serta edge. -
Kekurangan Talenta & Sumber Daya Manusia
Adopsi AI dan cloud menuntut keahlian khusus—tidak hanya teknis seperti data engineering, AI/ML engineering, keamanan siber, tapi juga pemahaman regulasi, etika, dan pengelolaan proyek digital yang kompleks. Banyak pelaku usaha yang menyebutkan bahwa ini menjadi hambatan. -
Integrasi & Sistem Legacy
Banyak organisasi masih memiliki sistem lama (legacy systems) yang sulit digabungkan dengan cloud atau AI. Migrasi ke cloud atau membangun arsitektur hybrid cloud bisa kompleks dan memerlukan perencanaan matang.
Rekomendasi & Jalan ke Depan
Agar cloud dan AI bisa memperkuat ekosistem digital secara menyeluruh, beberapa langkah strategis berikut bisa dipertimbangkan:
-
Kemitraan Pemerintah-Swasta & Akademik
Kolaborasi antara penyedia layanan (seperti Lintasarta), lembaga penelitian, universitas, dan pemerintah bisa membantu menyebarkan teknologi dan pengetahuan—termasuk pelatihan talenta, sertifikasi, dan riset aplikasi nyata. -
Pengembangan Infrastruktur & Investasi Regional
Membuka wilayah-wilayah selain Jawa atau pusat kota sebagai lokasi pusat data dan cloud infra. Pemerataan jaringan internet cepat (broadband / fiber / 5G atau lebih) supaya adopsi tidak hanya di kota besar. Dukungan pemerintah berupa insentif pajak, kemudahan izin, dan kebijakan tarif listrik/energi juga penting. -
Regulasi yang Jelas & Keamanan Data
Regulasi PDP dan kebijakan data lokal harus dites dan ditindaklanjuti secara konsisten. Perusahaan harus membangun tata kelola data, audit keamanan, dan transparansi ke publik agar kepercayaan masyarakat tumbuh. Sertifikasi keamanan dan kepatuhan juga menjadi nilai tambah. -
Fokus pada Use Case AI yang Relevan & Bertahap
Mulai dari aplikasi AI yang berdampak nyata seperti automasi proses bisnis, analitik, keamanan fraud, pelayanan publik, hingga generatif konten. Dengan proyek-percontohan (pilot) yang berhasil, kepercayaan dan motivasi untuk memperluas penggunaan AI akan meningkat. -
Peningkatan Kapasitas SDM & Pemahaman Etika AI
Pelatihan teknis untuk insinyur, keamanan TI; juga pendidikan regulasi dan etika AI. Pengembangan kurikulum, workshop, bootcamp, dan mentorship bisa mempercepat kesiapan sumber daya manusia di era digital.
Maka, inovasi cloud dan AI memiliki potensi besar untuk memperkuat ekosistem digital Indonesia.
Dengan inisiatif seperti yang dijalankan Lintasarta, praktik cloud GPU marketplace, GPU Merdeka, serta program-program seperti Laskar AI dan Semesta AI, arah perkembangan sudah menunjukkan komitmen nyata.
Namun untuk memanfaatkan potensi tersebut secara maksimal, tantangan seperti kesenjangan adopsi, biaya, regulasi, keamanan data, dan keterbatasan talenta harus diatasi dengan strategi terpadu:
Kombinasi kebijakan publik, investasi infrastruktur, kolaborasi lintas sektor, dan perhatian serius terhadap aspek keamanan dan etika.
#Baca artikel CNBC Indonesia, selengkapnya di sini: "Video: Kecanggihan Inovasi Cloud & AI Perkuat Ekosistem Digital RI"