Garis Wallace dan Garis Weber: Pembatas Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia yang Wajib Diketahui

Garis Wallace adalah garis khayal yang memisahkan persebaran flora dan fauna di Indonesia menjadi dua wilayah besar, yaitu wilayah Oriental dan wilayah Australis.
Garis ini ditarik dari Selat Lombok di bagian barat hingga Selat Banda di bagian timur.
Penemu garis ini adalah Alfred Russel Wallace, seorang naturalis, penjelajah, dan ahli geografi berkebangsaan Inggris yang pertama kali memperkenalkan konsep garis Wallace pada tahun 1859.
Garis Wallace merupakan hipotesis yang ia ajukan untuk menetapkan batas pemisah antara fauna Asia dan fauna Australia.
Beberapa contoh flora dan fauna di wilayah yang dipisahkan oleh garis Wallace antara lain:
Wilayah Oriental: gajah, badak, harimau, orangutan, monyet, burung elang, burung merak, dan pohon kelapa.
Wilayah Australis: kanguru, koala, walabi, kasuari, burung cendrawasih, dan pohon eukaliptus.
Sementara itu, Garis Weber adalah garis khayal lain yang membagi persebaran flora dan fauna di Indonesia menjadi tiga wilayah, yaitu wilayah Oriental, wilayah Australis, dan wilayah peralihan.
Garis Weber ditarik dari Selat Lombok hingga Kepulauan Tanimbar di bagian timur.
Garis ini diperkenalkan oleh Max Wilhelm Carl Weber, seorang zoologis asal Jerman pada tahun 1902.
Weber mengembangkan teori Wallace dengan menambahkan wilayah peralihan yang mencakup daerah-daerah seperti Sulawesi dan Nusa Tenggara, di mana fauna memiliki karakter campuran antara Asia dan Australia.
Beberapa contoh persebaran fauna berdasarkan garis Weber adalah sebagai berikut:
Wilayah Oriental: gajah, badak, harimau, orangutan, monyet, burung elang, burung merak, dan pohon kelapa.
Wilayah Australis: kanguru, koala, walabi, kasuari, burung cendrawasih, dan pohon eukaliptus.
Wilayah Peralihan: babi rusa, anoa, komodo, burung kakatua, burung maleo, dan pohon durian.
Kedua garis ini menunjukkan betapa uniknya keanekaragaman hayati di Indonesia.
Letak geografis Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudra menjadikan persebaran makhluk hidupnya sangat beragam, dipengaruhi oleh sejarah geologis serta kondisi iklim yang berbeda di tiap wilayah.
Pertanyaannya, mana yang lebih baik antara Garis Wallace dan Garis Weber?
Secara ilmiah, Garis Weber dianggap lebih akurat dalam menggambarkan persebaran fauna di Indonesia karena mempertimbangkan dua faktor penting: sejarah geologis dan kondisi iklim.
Sementara Garis Wallace hanya memperhatikan faktor sejarah geologis tanpa memasukkan aspek lingkungan dan iklim secara detail.
Oleh karena itu, para ahli biogeografi modern cenderung menganggap Garis Weber sebagai pembagian yang lebih representatif untuk menggambarkan zona transisi ekologi di Nusantara.
Meski demikian, Garis Wallace tetap memiliki nilai historis yang sangat penting karena menjadi dasar awal penelitian biogeografi di Asia Tenggara dan Oseania.
Pemahaman terhadap kedua garis ini penting dalam pelajaran biogeografi dan ekologi Indonesia, serta memberikan wawasan mengapa Indonesia disebut sebagai salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.