Gejolak Politik Global Guncang Pasar Dunia: S&P 500 dan NASDAQ Anjlok Tajam, Investor Beralih ke Emas dan Bitcoin

Pasar global terguncang keras pada 10 Oktober 2025 setelah gelombang aksi jual besar-besaran melanda saham di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.
Indeks S&P 500 jatuh -2,7%, NASDAQ anjlok -3,6%, sementara indeks utama dunia lainnya terkoreksi antara -0,9% hingga -1,7%.
Aksi jual ini dipicu oleh kombinasi ketidakpastian politik di Jepang dan Prancis, serta meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang kembali menekan sentimen risiko global.
Gejolak politik yang tiba-tiba di Tokyo dan Paris menimbulkan kepanikan di kalangan investor.
Di Jepang, pengunduran diri mendadak Perdana Menteri Fumio Kishida diikuti oleh spekulasi tentang arah kebijakan fiskal baru.
Sementara di Prancis, pemerintahan koalisi yang baru terbentuk hanya bertahan beberapa minggu sebelum runtuh akibat perselisihan anggaran.
Kedua peristiwa tersebut mempercepat peralihan investor menuju aset-aset safe haven.
Selain itu, data terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS menunjukkan inflasi inti masih berada di level 3,6% tahunan lebih tinggi dari target The Fed.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa bank sentral mungkin menunda pemangkasan suku bunga hingga awal 2026.
Imbal hasil obligasi 10 tahun AS pun kembali naik mendekati 4,9%, memperburuk tekanan terhadap saham berkapitalisasi besar, terutama sektor teknologi.
Indeks | Nilai Terbaru | % Perubahan (10/10/2025) | Analisis |
---|---|---|---|
S&P 500 | 6.552,51 | -2,7% | Penurunan terbesar AS dalam beberapa minggu |
NASDAQ Comp. | 22.204,43 | -3,6% | Saham teknologi paling tertekan |
DAX | 24.241,46 | -1,5% | Eropa ikut terimbas tekanan |
FTSE 100 | 9.427,47 | -0,9% | Inggris masih defensif |
Hang Seng | 26.290,32 | -1,7% | Asia tak kebal dari sentimen negatif |
Nikkei 225 | 48.088,80 | -1,0% | Dari rekor ke pembalikan tajam |
CAC 40 | 7.918,00 | -1,5% | Politik Paris menggigit |
Kombinasi tekanan makroekonomi dan geopolitik memicu lonjakan volatilitas yang tidak terlihat sejak pertengahan 2023.
Indeks volatilitas VIX melonjak lebih dari 20% dalam satu sesi.
Sejumlah analis menilai masa tenang yang berlangsung selama kuartal ketiga telah berakhir.
Lonjakan volatilitas kecil kini dapat memicu aksi jual algoritmik yang jauh lebih besar akibat tingginya ketergantungan pasar terhadap strategi perdagangan kuantitatif.
Harga emas naik ke USD 2.482 per ons, sementara bitcoin melonjak melewati USD 72.000, menandai pergeseran besar ke aset lindung nilai digital.
Investor institusional di Asia melaporkan aliran dana keluar dari saham ke dalam logam mulia dan obligasi jangka pendek.
Perundingan perdagangan AS–Tiongkok berikutnya disebut akan menghasilkan kemajuan terbatas, menurut Reuters (10 Oktober 2025).
Washington dan Beijing telah menyepakati agenda teknis untuk membahas hambatan tarif dan regulasi AI lintas batas, namun perbedaan struktural masih menjadi penghalang.
Pemerintah Jerman meluncurkan paket stimulus hijau €85 miliar, sementara Bank of Japan menegaskan akan mempertahankan suku bunga ultra-rendah hingga 2026.
Di pasar energi, minyak Brent melemah ke USD 84,10 per barel di tengah kekhawatiran permintaan global.
Secara keseluruhan, fluktuasi tajam di pasar global mencerminkan fase transisi menuju volatilitas jangka panjang.
Investor disarankan untuk berhati-hati, menjaga diversifikasi, dan fokus pada aset lindung nilai hingga stabilitas geopolitik kembali pulih.
Konten ini hanya bersifat informatif dan bukan rekomendasi investasi.