Kenangan Kami pada Husein Mutahar dalam Simfoni Pandu Ibuku, Tribute to Husein Mutahar




Pagelaran Simfoni Pandu Ibuku : Tribute To Husein Mutahar
Sumber : penulis


Kenangan Kami Pada Husein Mutahar Dalam Simfoni Pandu Ibuku : Tribute To Husein Mutahar

 Mahasiswa Program Sarjana Pendidikan Sejarah,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UHAMKA,
Anggota Pramuka Penegak Puteri Gugusdepan Mandiri

Husein Mutahar Dalam Memori Kita
Kepergian beliau pada 9 Juni 2004, masih menyisakan kesedihan yang mendalam bagi kami para anggota Pramuka, Paskibraka, kalangan Pandu, dan seluruh bangsa Indonesia hingga kini. Kakak kami, H. Husein Mutahar, telah damai di Timur Abadi (Al-Khalik) bersama semua maha karyanya. Beliau dimakamkan dengan sederhana di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Sesuai dengan wasiat terakhirnya. Demikian permintaan terakhir beliau yang sesungguhnya sangat layak untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata bersama para pejuang lainnya. Karena beliau telah memiliki tanda kehormatan Mahaputera dan Bintang Gerilya atas jasannya dalam penyelamatan bendera pusaka Merah Putih pada Agresi Militer 2 di Yogyakarta dan perang gerilya pada tahun 1948 – 1949. Beliau adalah sosok yang sangat sederhana. Sifat kesederhanaan ini juga yang dijalankan oleh kakak kami, Dari Bunakim. Bahkan diusia senjanya masih sanggup mengurus dirinya sendiri hingga naik gunung walaupun usianya yang sudah tidak lagi dibilang muda. Bagi kita para anggota Pramuka, tentu kesederhanan lekat dengan diri kita. Seperti ungkapan Sir Baden Powell sebelum beliau wafat,
kebahagiaan tidaklah timbul dari kekayaan, juga tidak dari jabatan yang menguntungkan ataupun dari kesenangan – kesenangan itu sendiri. Jalan menuju kebahagiaan ialah membuat dirimu lahir dan batin sehat dan kuat pada waktu kamu masih kanak – kanak, sehingga kamu dapat berguna bagi sesamamu dan dapat memaknai hidup, jika kamu kelak telah dewasa. Usahamu menyelidiki alam akan menimbulkan kesadaran dalam hatimu,, betapa banyaknya keindahan dan keajaiban yang diciptakan oleh tuhan di dunia supaya kamu depat menikmatinya.


Sumber : Bulletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 edisi Juni 2007



Foto Husein Mutahar 2 minggu sebelum beliau wafat
Sumber : google

Beliau juga terkenal sebagai seorang komponis, musikus, dan pecinta musik yang senang dengan klasik. Bahkan beliau juga menaruh perhatian pada anak-anak yang menyukai atau berbakat dibidang dunia seni suara. Di lansir dalam bulletin konser Simfoni Pandu Ibuku : Tribute To Husein Mutahar,
“ketika beliau wafat, muncul artikel obituari disalah satu majalah berjudul “Mutahar Sudah Merdeka”, yang merupakan suatu pengakuan bahwa beliau adalah seorang musikus yang piawai dalam menciptakan lagu yang bernafaskan nasionalisme, patriotisme, dan pendidikan serta cinta alam. Ada hampir seratus karya lagu  yang diciptakan oleh beliau dan semua lagu memiliki kisah, makna, dan tujuannya masing – masing. Dari hampir seratus karya lagu ciptaan beliau hanya beberapa yang dikenal luas sebagai ciptaannya. Sisanya dia relakan asal berguna bagi yang membutuhkan. Begitulah Kak Mut, dia yang selalu berkarya dan selalu berguna dengan sukarela dan tanpa pamrih. “
Bentuk – bentuk kesederhanaan itulah yang menjadi prinsip utama hidupnya dan gambaran tentang hakikat seorang pandu, yang menjalankan sesuatu atas dasar panggilan hati nurani. Itulah jiwa pandu sejati. Dikutip dari bulletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 edisi Juni 2007,
“Seorang pandu, bagaimanapun akan tetap seorang pandu. Mereka, manusia – manusia yang mampu berlayar dengan memanfaatkan matahari. Orang – orang yang membuat banyak orang menangis tatkala ajal menjemput. Mereka yang membawa ketenangan di tengah kerusuhan, membawa damai bila terjadi kekalutan, membawa kegembiraan ditengah kesedihan, membawa kepastian bila terjadi kebimbangan, dan menjadi penyelamat di tengah bahaya.”
Persembahan Kami Dalam Konser Simfoni Pandu Ibuku : Tribute To Husein Mutahar
Pada 13 Januari 2019, terselenggaralah pementasan konser Simfoni Pandu Ibuku : Tribute To Husein Mutahar. Pementasan ini digarap langsung oleh Bapak Subroto Laras, dari Yayasan Perguruan “Cikini”. Pementasan ini dibuat sebagai bentuk apresiasi dari para anggota Pandu Rakyat Indonesia kepaada Bapak Husein Mutahar atau yang akrab disapa Kak Mut ini. Dalam pagelaran kali ini, mempersembahkan 17 lagu karya Kak Mut dan 2 lagu daerah yang dikemas dengan setting-an drama perjalanan seorang pandu dari tingkat Siaga, Penggalang, hingga Penegak. Termasuk didalamnya membawakan lagu yang selalu identik dengannya yakni Lagu Syukur dan Lagu Satya Dharma Pramuka.
Sebuah lagu yang benar – benar membawa nafas nasionalis dan partiotis dengan lirik yang sangat menyentuh. Membuat siapapun yang mendengarkan merasakan getaran makna yang disampaikan lewat lagu tersebut. Ungkapan rasa syukur atas kemerdekaan bangsa Indonesia sebagai cita – cita awal membangun bangsa yang mandiri, yang terbebas dari penjajahan yang menyiksa dan menjatuhkan korban. Rasa syukur yang dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, menggambarkan sosok Kak Mut dari sisi religiusnya. Penghormatan pada Al-Khalik Dzat yang Maha Tinggi. Dan masih banyak lagi karya – karyanya yang bernafaskan nasionalis, patriotik, lagu anak – anak, dan masih banyak karyanya yang menjadi legenda dan terkenang oleh kita semua.

Daftar pustaka
Artikel :

Bulletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 edisi Juni 2007
Bulletin Simfoni Pandu Ibuku : Tribute To Husein Mutahar, 2019
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url