Benda Pusaka, Antik dan Unik di Jawa

Pada masa Kerajaan maupun Kesultanan memiliki peralatan pelindung diri
benda-pusaka
Benda pusaka yang dimiliki oleh budaya peradaban

Kebudayaan Jawa

Benda Pusaka - Pada masa Kerajaan maupun Kesultanan memiliki peralatan pelindung diri (benda pusaka atau bertuah) serta sebagai simbol prestisius (Pengertian ; Terhormat, Jawa ; Kawibawan), dalam pergaulan hidup merupakan sebuah keberhasilan status sosial. Keris sebagai simbol dan pelindung diri memiliki nilai budaya yang bernilai tinggi, simbol (Jawa ; Pamor) sebagai alur bacaan sebuah penggambaran, dengan sebutan yang sama dengan rahasia alam, sesuai falsafah hidup kebudayaan yang berada di tanah Jawa. Budayawan keris serta  tombak, mempunyai kemampuan membaca dan menterjemahkan tentang pamor. Lekukan (Eluk) berbagai jenis ukuran baik besar atau kecil, dengan sebutan yang sudah menjadi ketetapan (Pakem).

Baca Juga

Hidayah Allah

Pamor keris mempunyai nilai status sosial dalam tingkatan individualisme (Kasta) masyarakat Jawa, keris dengan pamor untuk rakyat biasa (Sudra) memiliki falsafah (Sanepan) sederhana.

Kesatria  (Punggawa) 'Kesatria (dari bahasa Sanskerta: क्षत्र, kśatra, kewenangan) adalah kasta atau warna dalam agama Hindu. Kasta  kesatria merupakan bangsawan dan tokoh masyarakat yang bertugas sebagai penegak keamanan, penegak keadilan, pemimpin masyarakat, pembela kaum tertindas atau kaum lemah karena ketidakadilan dan ketidakbenaran'

Memiliki keris dengan pamor lebih tinggi dan lebih baik dari rakyat biasa. Pamor keris yang dimiliki seorang raja dan keluarganya (Ke-Ningrat-an), bernilai paling tinggi dan terbaik, dengan di lengkapi batu permata dan logam emas, sebagai kebanggaan kerajaan, tempat atau ruangan pusaka (Gedung Pusaka) digunakan untuk menyimpan benda pusaka.

    Tombak memiliki karakteristik yang berbeda dengan keris memiliki pegangan yang lebih panjang, serta bisa menjangkau jarak lebih jauh.

Penggunaan Keris, Tombak serta Pedang

Pada waktu acara adat Kerajaan maupun acara adat suatu tempat berbudaya Jawa, sangat mempesona keindahannya, dilengkapi dengan tatacara berpakaian adat Jawa.

Keris serta tombak sebagai bagian kebudayaan Jawa demikian pula dengan pedang selain yang berasal dari Jawa  ada juga dari kerajaan di luar pulau Jawa. Pada masa bangsa-bangsa di dunia memulai perluasan wilayah untuk perdagangan antar negara, pedang peninggalan yang tersimpan oleh masyarakat Jawa, bukan merupakan hasil kebudayaan asli Jawa, menyimpan dan dirawat hanya sebagai benda seni budaya manca negara, atau kerajaan dari luar pulau Jawa.

Penerapan sebagai pelindung diri menggunakan kemampuan daya tubuh alami (Linuwih), melakukan meditasi (Semedi atau Nepi), mengumpulkan ion serta partikel yang ada di alam sekitarnya, dengan mempergunakan mediasi keris, tombak dan pedang, aliran daya tubuh memiliki kemampuan, membuat fenomena alam yang menakjubkan.

    Benda Pusaka yang memiliki sejarah kebudayaan Kerajaan masih tersimpan dan terawat dengan baik yang berada di museum kebudayaan.

Pagelaran Budaya Wayang Orang dan Kethoprak

Dalam pagelaran tersebut menampilkan penokohan seorang Kesatria (Prawira), dengan dilengkapi keris atau tombak, agar pagelaran sangat menarik, serta mengesankan bagi penikmat dan pengamat kebudayaan. Kolektor benda seni budaya, dalam perdagangan keris, tombak dan pedang melakukan transaksi menggunakan tatacara jual beli penggantian biaya perawatan (Mahar), sebelum dilakukan alih kelola.

Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 4.0 Internasional

close
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url